Bulutangkis telah menggetarkan hatiku
Bulutangkis telah menggetarkan hati anak kecil, anak muda dan anak tua.
Bulutangkis identitas Negara
Saat diserukannya “BULUTANGKIS!!!” maka dunia akan menuding Indonesia.
Bulutangkis telah menggetarkan hatiku.
Kanak-kanak dulu, aku hanya tahu smash dan backhand.
Namun, seiring waktu, kukenal pula Netting Tan Yoe Hoek, smash Liem Swie King dan taktik Rudy Hartono, juga kemenangan terhormat emas Taufik Hidayat.
Bulutangkis telah menggetarkan hatiku.
Aku patut berkata, atlit bulutangkis adalah seniman.
Penari kawakan harus tunduk padanya.
Salto berpuluh kalinya penari, tak sebanding dengan jumpingsmash akrobatik Sembilan kali Kido dan delapan kali Fu Haifeng,
Balletnya ballerina tak sebanding dengan netting cantik ala Maria Kristin.
Split dari pesenam terhebat pun, tak sebanding dengan split Pia Zebadiah tuk meraih bola.
Gemulai dancer italia pun kalah dari drive cantik Lilyana Natsir.
Dan, gemuruh konser rollingstone tak sebanding dengan tepuk tangan khalayak istora Bulutangkis telah menggetarkan hatiku.
Sang saka beribu kali dikibarkan diatas sana.
Indonesia raya dengan bangga dikumandangkan.
Medali kemenangan, itu sorak rakyat Indonesia.
Bekal raket dan shuttlecock, Indonesia siap menggempur dunia.
Dengan smash tajam, dan dropshot munukik, kami hanya berkata, ”bulutangkis ialah jiwa kami.” Pahlawanku, senyum dan semangat kami, untuk kemenangan yang berarti.
Sumber: Google
Kamis, 22 April 2010
Bulutangkis :)
Diposting oleh Tiya Tiyut Teblung di 22.54
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar