Hujan rintik-rintik mengiringi acara pemakaman. Pagi itu Pak Indra meninggal akibat penyalahgunaan narkoba. Ia adalah bandar narkoba. Selama ini ia selalu bersikap ramah terhadap semua orang. Ia sangat kaya dan dermawan. Pak Indra adalah warga baru di desa Mekarwangi. Semua orang dengan cepat mengenalnya karena Pak Indra sangat baik. Terutama pada anak-anak. Pak Indra meninggal sangat tragis. Ia tidak bisa menutup matanya saat hendak meninggal. Menurut salah satu keluarganya, saat masih hidup Pak Indra senang mengkonsumsi narkoba dan ia tidak pernah mengerjakan sholat.
Kejadian itu mengingatkan Virgo pada salah satu temannya yang meninggal akibat narkoba. Dia adalah Leo. Kejadian itu membuat pikiran Virgo jungkir balik menerawang ke masa lalu. Mengingat Leo membuat Virgo teringat kembali ke masa tiga tahun yang lalu. Masa saat mereka masih SMP. Leo adalah teman akrab Virgo. Di sekolahnya, Leo dikenal sangat pintar. Semua anak di sekolahnya pasti mengenal Leo. Dia juga menjadi siswa teladan. Berbagai prestasi diraih olehnya.
Leo adalah anak yang baik terutama kepada semua orang. Termasuk Virgo. Semakin hari, kelakuan Leo menjadi aneh. Dia selalu menyendiri dan menjadi pendiam. Awalnya Virgo tak mengkhawatirkan Leo. Mungkin merupakan ciri orang pintar. Tapi lama-lama kelakuan Leo menjadi semakin aneh. Bahkan Leo sering melamun dan tubuh Leo semakin kurus. Kecurigaan Virgo terhada Leo semakin membuatnya ingin terus mengetahui apa yang terjadi terhadap Leo. Setiap kali Virgo menanyakan keadaan Leo, Leo selalu menjawab baik-baik saja. Virgo akhirnya menanyakan kapada Ibu Leo. Virgo berbicara panjang lebar tentang Leo kepada Ibu Leo. Akhir-akhir ini nilai Leo turun. Leo yang dulu selalu mendapat nilai diatas delapan kini mendapat nilai sedikit. Nilai lima pun tak sampai. Tapi apa yang terjadi? Jawaban Ibu Leo hampir sama seperti Leo, baik-baik saja. Mungkin Leo sedang lelah, jadi nilainya turun.
Sudah satu minggu Leo tidak berangkat sekolah. Menurut suratnya, selama tiga hari Leo izin tidak berangkat sekolah karena dia harus menjenguk neneknya di luar kota yang sedang sakit. Siang itu Virgo melihat Ibu Leo menangis di ruang guru. Tampaknya Ibu Leo sedang berbicara dengan Bu Nisa, wali kelas Virgo dan Leo. Virgo akhirnya masuk ke ruang guru. Virgo mencium tangan Bu Nisa dan Ibu Leo. Virgo menanyakan apa yang sedang terjadi. Mengapa Bu Nisa dan Ibu Leo menangis? Ternyata Leo meninggal dunia. Leo meninggal akibat narkoba. Virgo tak percaya terhadap apa yang dikatakan oleh Ibu Leo. Virgo langsung bergegas ke rumah sakit dimana Leo dirawat. Ditemuinya Leo yang terbaring tak bernyawa. “Leo, mengapa dengan cepat kau meninggalkan aku? Dimana Leo yang selalu ceria dan sabar menghadapi segala macam masalah dan cobaan? Dimana Leo yang tegar dan kuat? Percuma sekali kau Leo, kau pintar, tapi mengapa kau memaki barang yang haram dan terlarang itu? Tunjukanlah Leo yang seperti dulu. Leo, kau jahat. Kau sudah berbohong kepada banyak orang Kau sudah berbohong kepada orang-orang yang mencintai dan menyayangimu. Kau berkata selama ini kau pergi ke rumah nenek untuk menjenguknya yang sedang sakit. Tapi apa? Kau terbaring disini selama satu minggu tanpa memberitahu aku. Leo, semoga kau tenang di alam sana. Semoga Allah menerima kehadiranmu, amin, “kata Virgo dengan nada lirih.
Kamis, 08 April 2010
Narkoba telah Merenggutnya (cerpen ketiga)
Diposting oleh Tiya Tiyut Teblung di 23.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar